Thursday, March 19, 2015

PUBLIC RELATIONS SEBAGAI SUATU KAJIAN ILMU BUKAN HANYA SEBAGAI AKTIVITAS DAN TEORI

Public Relations merupakan aktivitas komunikasi yang sangat dibutuhkan, baik oleh organisasi, lembaga, maupun perusahaan. Public relations diperlukan untuk menjaga hubungan baik antara organisasi dengan publiknya. Tidak hanya itu, public relations juga turut serta dalam membangun citra dan berupaya untuk saling menguntungkan dengan cara berkomunikasi. Dapat dikatakan jika public relations merupakan jembatan penghubung antara organisasi-organisasi dengan publiknya, baik yang terkait dengan publik internal maupun publik eksternal, di dalam suatu proses komunikasi agar tercipta hubungan yang efektif.
Pada saat ini public relations tidak hanya menjadi sebuah profesi. Namun sudah dikembangkan menjadi sebuah kajian ilmu. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperkuat pengetahuan dalam penerepan public relations sebagai profesi. Sebagai suatu ilmu maka public relations atau hubungan masyarakat mempunyai banyak definisi baik yang diberikan oleh ahli, dari hasil pertemuan para ahli maupun definisi/pengertian dari lembaga resmi yang khusus berkonsentrasi pada ilmu kehumasan. Menurut International Public Relations Association (IPRA) dalam Rumanti (2002:11) bahwa public relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga-lembaga umum dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga ada kaitannya dengan cara menilai opini public mereka, dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna mencapai kerjasama yang lebih produktif dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas. Secara lebih singkat Frank Jefkins (Rumanti, 2002:12) mengemukakan bahwa public relation merupakan suatu bentuk komunikasi yang terencana baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.
Berdasarkan definisi tersebut maka dapat dikemukakan bahwa public relations adalah suatu bentuk komunikasi baik antar perusahaan, organisasi maupun pribadi dengan menciptakan hubungan dan pengertian yang baik guna mencapai tujuan yang ditetapkan. Perkembangan public relations sebagai kajian ilmu tentu sama pesatnya seperti perkembangan public relations sendiri, karena public relations sebagai kajian ilmu merupakan kunci dasar bagi public relations itu sendiri untuk berkembang. Public relations sebagai kajian ilmu, menunjukkan jika public relations melahirkan berbagai teori, paragdigma dan konsepsi ilmu public relations. Sedangkan sebagai profesi, PR adalah alat atau fungsi untuk kegiatan yang bersifat praktis. Sehingga dapat dikatakan jika di satu sisi public relations merupakan suatu kegiatan yang bersifat praktis tetapi di sisi lain public relations juga menjadi suatu kajian ilmu.
Public relations menjadi kajian ilmu dimulai pada tahun 1999. Hal ini dijelaskan pada buku yang berjudul “Public Relations Theory II” yang ditulis Carl H. Botan dan Vincent Hazleton yang mengemukakan bahwa: “In the academic arena, public relations enrollments have continued to grow. In PRT, Neff (1999) reported graduate public relations programs in 48 departments. By 1999, the Commission on Public Relations education reported 70 school offering masters programs in the field.” (Carl, 2006:2). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikemukakan jika meningkatnya perhatian terhadap PR, terutama dari perusahaan-perusahaan besar yang membutuhkan orang-orang yang memiliki pengetahuan khusus dalam bidang itu, membuat beberapa beberapa orang berpikir untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan mendirikan fasilitas, yaitu perguruan tinggi untuk mendidik para calon PRO dan memberikan pengetahuan pada mereka tentang dasar-dasar kepemimpinan dan pelaksanaan PR secara efektif sebagai suatu profesi.
Public relations sebagai kajian ilmu juga menunjukkan berbagai penelitian mengenai public relations yang dilakukan untuk menguji teori (verifikatif), menemukan teori ataupun pemecahan masalah yang berkaitan dengan public relations. Penelitian mengenai public relations dilakukan untuk memahami masalah secara lebih akurat, sehingga dapat mengusulkan suatu program dan pemecahan masalah yang tepat. Penelitian public relation sebenarnya berkaitan dengan disiplin ilmu lain yang mendasari ilmu public relation meliputi ilmu komunikasi, psikologis, sosiologi dan lebih lanjut berkaitan dengan disiplin ilmu bisnis, perdagangan, ekonomi dan manajemen (Gold Paper No. 12, 1997, IPRA).
Dalam Gold Paper IPRA No.12 juga disebutkan bahwa James Grunig memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu public relations dengan lahirnya situational theory yang terdiri dari empat model yang diakui sebagai PR praktis dan teori yang istimewa (excellence). Teori situasional Grunig berupaya untuk mengidentifikasi permsalahan di sekitar public yang disebutnya dengan isu-isu situasional. Teori ini mendorong pembentukan publik-publik perusahaan dan menekankan publik-publik ini menjadi target-target optimal dalam kampanye komunikasi. Lebih lanjut Suardi (2014) mengemukakan bahwa dalam model teori situasional ini, Grunig mengidentifikasi empat macam public secara khusus, yaitu:
1. All-issue Publics: publik-publik yang aktif pada semua isu.
2. Aphatetic Publics: public-publik yang tidak memperhatikan pada semua isu.
3. Single-issu publics: public-publik yang aktif pada satu atau sebagian kecil isu pokok yang hanya memperhatikan sebagian kecil dari populasi (contoh: kontroversi pembunuhan ikan paus secara besar-besaran)
4. Hot-issue public: public hanya aktif pada isu tunggal yang melibatkan orang-orang terdekatnya dalam populasi dan diterima karena peliputan media secara luas (contoh kekurangan bahan pangan, pembuangan limbah beracun).
Empat model tersebut menggambarkan perubahan public relations dari komunikasi perusahaan satu arah menjadi terbuka dengan komunikasi dua arah. Penelitian Grunig menemukan tindakan public relation yang sangat efektif dilakukan melalui apa yang disebut the two way symmetrical model. PR disini didasarkan pada strategi penggunaan penelitian dan komunikasi untuk mengelola konflik dan meningkatkan pemahaman public-publik strategis. Secara lebih sederhana model ini menjelaskan bahwa lebih baik berbicara dan mendengar daripada hanya berbicara dan lebih baik bernegosiasi dengan public-publik daripada mencoba kekuatan untuk mengubah public.
Menurut Broom & Dozier, dalam Anonymous (1999), tanpa didasari penelitian, PR tidak lebih daripada kegiatan teknis bertingkat rendah dalam mendukung keputusan manajemen di mana PRO (Public Relations Officer) tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusan tersebut. Riset juga merupakan proses pengumpulan informasi secarasistematis untuk menggambarkan dan memahami situasi serta untuk mengkaji asumsi-asumsi publik dan konsekuensi-konsekuensi PR (Cutlip, Center,dan Broom, 2000).
Agar mempermudah untuk dipahami, public relations yang berkembang sebagai kajian ilmu menunjukkan bagaimana PR itu sendiri dikaji secara ilmiah melalui berbagai penelitian untuk selanjutnya dapat memberi masukan dan solusi dalam dunia public relations termasuk para pelaku public relation. Pentingnya peran public relations dalam perusahaan dikemukakan oleh Soemirat dan Elvinaro (2002) bahwa: “Yang menurut para ahli bahwa public relations dapat membantu dan meningkatkan marketing, terutama promosi produk atau promosi citra perusahaan atau organisasi. Public relations juga dianggap dapat membantu promosi dan aktivitas pemasaran lainnya”. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikemukakan jika pada dasarnya, dalam public relations dapat menunjang berbagai aktivitas perusahaan karena di dalamnya terdapat suatu usaha untuk mewujudkan suatu hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya, dengan memberikan atau menanamkan kesan yang menyenangkan sehingga akan timbul opini publik yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup perusahaan.







DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. (1997). The Evolution of Public Relations Education and the Influence of Globalisation, Survey of Eight Countries, Gold Paper No. 12, International Public Relations Association (IPRA).

Cutlip, Scott M.; Center, Allen H.; Broom, Glen M. (2000).  Effective Public Relations. Jakarta: Prenada.

Suardi, (2014). Public Relation sebagai Ilmu dan Profesi.  http://www. slideshare. net/blade_net/4-public-relations-sebagai-ilmu-dan-profesi, diakses tanggl 16 Maret 2015.

Rumanti Maria Assumpta. (2002). Dasar-Dasar Public Relations Teori dan Praktik. Jakarta. PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Soemirat Soleh dan Ardianto Elvinaro. (2002). Dasar-Dasar Public Relations. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya.

No comments:

Post a Comment